BIGNEWS.ID – Indonesia merupakan negara multikultural dengan berbagai keragaman antara lain suku, ras, bahasa dan juga agama. Keberagaman ini merupakan asset bangsa Indonesia yang harus dijaga dan rawat bersama.
Halnya yang dijumpai di Kabupaten Asmat saat digelar Festival Asmat Pokman yang ke 35 Tahun, dengan euvoria kegiatan yang begitu luar biasa dengan menghadirkan 590 Seniman yang terdiri dari 200 Pengukir, 60 Penganyam, 180 Penari dan 150 Peserta Formasi Perahu, dan ribuan Masyarakat baik dari Kabupaten Asmat maupun dari luar Asmat yang hadir menyaksikan Pagelaran Tahunan ini.
Toleransi yang sangat lekat ditemui saat berlangsungnya Proses lelang Ukiran dan Anyaman, ketika berkumandang Adzan kegiatan pun dihentikan oleh Pembawa Acara hingga selesai suara Adzan berkumandang.
Hal yang sama dilakukan saat jelang malam, Adzan Magrib, ketika itu hendak menyuguhkan tarian-demi tarian adat bagi Penonton dan tamu undangan yang hadir, saat Penari hendak memasuki lapangan, acara dihentikan sekian menit untuk menghormati Umat Muslim beribadah dan mendengar Doa yang dinaikan melalui Adzan Magrib.
Seluruh Tamu undangan dan Masyarakat pun hening seketika dari riuhnya teriakan dan pekik sorak dan bersemangat dalam euforia Gelaran Festival Asmat Pokman.
Dikatakan Kakanwil Papua, Anthonius M. Ayorbaba yang juga hadir di lokasi mengungkapkan, Keberagaman dalam beragama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Sehingga setiap umat beragama mempunyai kewajiban untuk mengakui sekaligus menghormati agama lain tanpa membeda-bedakan.
Ayorbaba menjelaskan, pentingnya menerapkan prinsip-prinsip kemerdekaan dan kebebasan untuk menumbuhkan sikap toleransi, saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda.
Menurutnya hal tersebut dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan yang kuat sebagai modal membangun bangsa Indonesia kedepannya, lebih khusus di Tanah Papua sebagai miniatur kecil Indonesia.
“Semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki makna sesuai dengan keberagaman Indonesia yang tidak hanya bersuku-suku, ber ras-ras, dan berbudaya tetapi kita punya makna yang jauh lebih luas bahwa kita memang ditakdirkan sebagai pribadi yang berbeda satu sama lain namun tetap satu tujuan,” Ungkapnya. Rabu, (12/10)
Saya kira ini sebagai modal yang besar untuk kita maju bersama membangun bangsa Indonesia,” tambahnya.
“Saya ingin para Pemuda/i Kabupaten Asmat betul-betul mengambil peran maksimal dan berada di garis depan untuk kemajuan Indonesia. Terlalu mahal prinsip perjuangan untuk anak-anak muda, karena banyak pemuda yang mulai mengabaikan prinsip tersebut. Padahal, prinsip perjuangan itulah yang membimbing kita untuk tetap tegap berdiri, penuh dengan keyakinan, menatap masa depan untuk Indonesia maju,” katanya.
Kakanwil Papua, Anthonius M.Ayorbaba pun akan mendorong Kabupaten Asmat sebagai Ibu Kota Kabupaten Peduli HAM, karena selain Toleransi yang tinggi, Masyarakatnya pun hidup damai saling mendukung satu dengan lainnya.
(Red)