Energi Of Culture, From Lokal To Global Festival Asmat Pokman Menjawab Ekonomi Masyarakat Melalui Pendaftaran KI

BIGNEWS.ID – Festival Asmat Pokman ke-35 tahun 2022 sukses diselenggarakan di Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat. Festival ini sempat vakum 3 tahun karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Tentu saja usia festival yang terbilang dewasa mendapat banyak perhatian masyarakat. Terlebih, festival yang dahulu dikenal sebagai Pesta Budaya ini identik dengan identitas Suku Asmat.

Kakanwil Kemenkumham Papua, Anthonius M. Ayorbaba, SH.,M.Si hadir langsung pada Gelaran Festival Asmat Pokman, membawa misi Perlindungan dan Pencatatan Hak Kekayaan Intelektual.

Anthonius M. Ayorbaba mengatakan pada Event Festival Pokman ini sudah dilaksanakan berjalan 35 Tahun, namun baru kali ini Kemenkumham hadir untuk melakukan pencatatan dan Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Senin (10/10/2022)

Dikatakan Ayorbaba, dengan Festival Pokman ini menjadi kekuatan Kultur suku-suku di Kabupaten Asmat untuk mengaktualisasi dirinya dengan karya-karya seni yang bernilai tinggi dan dapat menumbuhkan Ekonomi Kreatif bagi Masyarakat Asmat.

“Tentu event Festival Asmat Pokman ini memiliki keunikan dan spesifikasi yg berbeda dari Ekspresi Budaya yang ditampilkan karena semua ukiran yang dibuat dilakukan dari pengalaman hidup dari masing-masing pengukir dan cerita rakyat yang ada di masyarakat,” Ungkap Mantan Kadiv Pemasyarakatan Sulawesi Utara.

Lebih jauh dikatakan, tetapi juga sebuah proses alam yang terjadi yang dialami masyarakat dan kelompok masyarakat, hal ini menunjukan bahwa kehidupan Masyarakat dengan alam menjadi satu, dituangkan oleh masing-masing pengukir menjadi Patung yang menggambarkan realitas kehidupan mereka di Asmat.

Menurut Ayorbaba, yang unik dan spesifik yakni ukiran yang dibuat dan dihasilkan tidak bisa dibuat lagi kembali dengan motif yang sama, sehingga hal ini perlu digali dan didalami terhadap nilai budaya dan pesan yang ada dalam ukiran tersebut.

Mengingat Proses ini yang menempatkan nilai dari ukiran harus dihargai dengan harga tertentu, karena dikerjakan tanpa pola, dikerjakan dengan pengalaman hidup pengukir, dikerjakan dengan fasilitas terbatas, jenis kayu tertentu, waktu tertentu dan membentuk sebuah ukiran yang hanya diketahui Pengukir itu sendiri yang menggambarkan pesan dari ukiran tersebut.

Lanjut Ayorbaba, sejatinya Proses inilah tentu dapat menjadikan sebuah ukiran Asmat bisa mendunia dan memiliki nilai jual yang tinggi karena memiliki ekspresi Budaya yang tinggi.

Sementara itu, Ketua DPRP Papua, Jhony Banua Rouw yang secara langsung menyaksikan pengukir mendemonstrasikan keahlian mereka, sehingga ketika diwawancarai awak media Ia pun mendorong untuk Perlindungan KI ini perlu dilakukan dan berkomitmen mendukung Pencatatan dan Pendaftaran yang dilakukan Kanwil Kemenkumham Papua bagi Masyarakat yang mengikuti Festival Asmat Pokman.

“Kehadiran Kakanwil di Festival Asmat Pokman tentu langsung mendaftarkan setiap ukiran yang dibuat oleh Masyarakat Asmat agar memiliki legalitas Hukum melalui Pencatatan dan Pendaftaran Kekayaan Intelektual,” Ujar Jhony Banua Rouw.

Pemda melalui Dinas Pariwisata, Bapeda, Dinas Koperasi & UMKM dan Dinas Perdagangan harus membentuk kelompok Anak Muda milenial di Asmat sehingga event Festival yang akan datang benar-benar terpublikasi dengan baik melalui Media Sosial resmi Pemerintah Kabupaten Asmat.

Ia pun mendorong Pemda Kabupaten Asmat juga bisa menginisiasi Pekan Promosi Budaya Asmat kepada Duta Besar Negara sahabat dan Kementerian terkait yang ada di Jakarta, juga menyiapkan Media yang bisa menjual karya dari para pengukir yang bisa dibeli secara on line, tanpa Masyarakat menghadiri Festival namun bisa ikut berpartisipasi membeli produk karya seni Asmat dari lokal menuju Global.

Pada momentum tersebut, Ukiran dan Anyaman hasil karya Masyarakat Asmat yang memperoleh Juara 1, 2 dan 3 dilelang kepada Pengunjung yang hadir diantaranya Pejabat Pemda setempat, Pangdam XVII Cenderawasih dan Jajaran yang hadir langsung juga Direktur Jenderal Dukcapil dari Kemendagri serta Pengunjung lainnya.

Ukiran yang berhasil dilelang hari ini sebanyak 43 ukiran dengan Nilai lelang mencapai 469.500.000, sedangkan Anyaman yang dilelang sebanyak 13 Anyaman dengan nilai 57.000.000, sehingga total yang dilelang hari ini dengan total 526.500.000, sedangkan yang belum dilelang Ukiran sebanyak 151 dan Anyaman sebanyak 47.

Melihat Nilai lelang yang cukup fantastis, tentunya adanya event Festival Asmat Pokman membantu Masyarakat memperoleh Hasil dari usaha dan kerja kerasnya.

(Red)